Laman

Minggu, 13 Juni 2010

Yang Manakah Masjidil Aqsa?

filestin.wordpress.com/2009/07/



Sebelum bicara tentang Masjidil Aqsa, ada baiknya saya bicara dulu tentang kota Al-Quds. Kota ini memiliki beberapa nama lain, diantaranya Jerusalem, Ur Salim, Elia, Baitul Maqdis, dan Baitul Muqaddas. Di kota inilah Masjidil Aqsa berdiri.
Dan didalam kota ini, terdapat satu kawasan yang disebut sebagai Kota Lama Al-Quds (Al-Quds Al-Qadiim, The Old City of Jerusalem). Kawasan ini dikelilingi oleh tembok yang berada dalam kawasan Al-Quds Timur (Perlu diketahui bahwa Al-Quds yang sekarang dibagi menjadi Al-Quds Timur dan Al-Quds Barat). Tentu saja, bagian selain Kota Lama yang ada dalam kota Al-Quds bisa Anda sebut sebagai ‘Kota Baru Al-Quds’. Sederhana saja, Al-Quds yang sekarang adalah Kota Lama Al-Quds yang telah diperluas.
Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas sendiri lebih tepat diartikan Kota Lama ketimbang keseluruhan Al-Quds yang ada saat ini.  Alasannya sederhana saja, karena Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas adalah istilah lama, yang diantaranya bisa kita dapati dalam hadits-hadits Rasulullah saw. Istilah lama tentu saja harus dimaknai sesuai dengan zamannya pula, yakni zaman dimana Al-Quds masih hanya seluas Kota Lama. Kesimpulannya, Baitul Maqdis = Kota Lama Al-Quds.
Perhatikan peta dibawah ini. Ini adalah peta Al-Quds. Kawasan dalam kurva hitam yang ada dalam peta adalah Kota Lama. Bayangkanlah bahwa kurva hitam tersebut adalah pagar Kota Lama. Adapun kotak persegi empat yang ada didalamnya adalah Al-Haram Al-Syarif (akan saya bahas nanti).
jerusalem-1947
Kota Lama Al-Quds terbagi dalam empat wilayah yaitu Kampung Islam, Kampung Yahudi, Kampung Kristen dan Kampung Armenia (yang juga Kristen). Berikut ini peta Kota Lama. Dalam peta ini terlihat lebih jelas bagian-bagian Kota Lama. Kotak persegi empat di sebelah kanan adalah Al-Haram Al-Syarif (lagi-lagi, akan saya bahas sebentar lagi).
old_cityNah, didalam Kota Lama inilah terdapat satu petak tanah berbentuk persegi empat yang disebut sebagai Al-Haram Al-Syarif. Sekarang, mohon lebih berkonsentrasi karena saya akan mulai menyampaikan poin-poin terpenting mengenai Masjidil Aqsa.
Al-Haram Al-Syarif tidak lain adalah Masjidil Aqsa yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah. Jadi, Al-Haram Al-Syarif = Masjidil Aqsa. Al-Haram Al-Syarif dibatasi oleh dinding-dinding berbentuk segi empat. Dengan demikian, Masjidil Aqsa adalah keseluruhan bagian dalam petak segiempat tersebut. Berikut ini sketsa pandangan atasnya.
al_aqsa_siteplan_web
Dan berikut ini foto pandangan atasnya. Masjidil Aqsa adalah keseluruhan bagian yang ada dalam kotak berwarna hijau. Dinding-dinding Masjidil Aqsa berimpitan dengan garis hijau.
pic_alaqsa
Dan yang ini adalah foto udara yang lebih jelas. Tampak Masjidil Aqsa berada di tengah Kota Lama dan Kota Baru.
alquds
Sampai disini, saya berharap kita semua sudah memiliki gambaran yang cukup jelas mengenai Masjidil Aqsa. Yang kemudian perlu kita camkan adalah Masjidil Aqsa dalam pengertian diatas dan Masjidil Aqsa dalam pengertian yang lebih baru.
Pada saat Isra’ dan Mi’raj dilakukan, Masjidil Aqsa sedang berada dalam kekuasaan Romawi yang Kristen. Dengan demikian, ketika Rasulullah singgah di Masjidil Aqsa pada malam Isra’ dan Mi’raj, bentuk masjid tersebut besar kemungkinan tidak seperti sekarang ini. Sangat bisa jadi, bentuknya jauh lebih sederhana. Fungsinya dalam keseharian pun tentunya bukan untuk masjid umat Islam, karena belum ada komunitas umat ini yang menetap disana (Lha iya lah, kan masih dikuasai sama orang-orang Romawi yang Kristen).
Umat Islam baru bisa membebaskan Al-Quds pada masa Khalifah Umar bin Khathab. Ketika Umar sampai di Al-Quds, kondisi Masjidil Aqsa dikisahkan agak kotor dan kurang terawat. Maka Umar pun membersihkannya dan membangun sebuah masjid sederhana didalam kompleks Masjidil Aqsa.
Pada masa Bani Umayah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan pembangunan beberapa bangunan masjid didalam kompleks Masjidil Aqsa. Pada tahun 691 M, ia mulai membangun Masjid Qubbah Al-Shakhrah, yang kita kenal dengan dinding segi delapan dan kubah emasnya (nomor 32 dalam gambar sketsa diatas), dan selesai pada tahun berikutnya (692 M). Masjid ini dibangun diatas Batu Mi’raj, yakni batu yang diyakini menjadi pijakan Rasulullah saw ketika bertolak naik ke langit dalam peristiwa Mi’raj.
Selanjutnya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan pembangunan masjid lainnya, yang baru bisa diselesaikan pada masa pemerintahan anaknya, Khalifah Al-Walid, pada tahun 705 M. Masjid ini kemudian dikenal sebagai Al-Jaami’ Al-Aqsa atau Masjid Qibli (nomor 18 dalam gambar sketsa diatas). Namun sering juga dinamai Masjidil Aqsa. Nah, penamaan masjid ini dengan Masjidil Aqsa itulah yang seringkali menimbulkan kebingungan, dan membuat orang-orang bertanya, “Yang mana sih Masjidil Aqsa? Apakah Al-Jaami’ Al-Aqsa itu ataukah Al-Haram Al-Syarif?”
Sebetulnya, menyebut Al-Jaami’ Al-Aqsa alias Masjid Qibli sebagai Masjidil Aqsa juga tidak salah, karena memang orang-orang sudah terbiasa menyebutnya demikian. Yang salah adalah membatasi Masjidil Aqsa sebagai Masjid Qibli saja, padahal Masjidil Aqsa adalah keseluruhan areal Al-Haram Al-Syarif. Masjid Qibli adalah bagian dari Masjidil Aqsa. Masjid Qubbah Al-Shakhrah adalah bagian dari Masjidil Aqsa. Dan bahkan pelataran-pelataran yang ada dalam kompleks Al-Haram Al-Syarif adalah juga bagian dari Masjidil Aqsa.
Saya secara pribadi lebih suka menyebut Masjid Qibli sebagai Masjid Qibli, sekadar agar tidak ambigu dengan Masjidil Aqsa dalam pengertian aslinya. Wallahu a’lam bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar