Laman

Sabtu, 19 Juni 2010

TATAPAN HAMPA MATA ANAK PALESTINA

Assalamualaikum Wr.Wb.
DARI HATI
Hadirkan Inspirasi
Membangun  Diri”

Oleh Team Dari Hati
dhati00.blogspot.com
dengarlahkami.blogspot.com



TATAPAN HAMPA MATA
ANAK PALESTINA

Aku telah membiarkan kelaparan selama berhari-hari dan sekarang berminggu-minggu.Aku mendengar di tempat lain ibu mereka dengan hangat di sisi mereka menyanyikan lagu untuk mereka, ayah mereka akan menciumnya sekali ketika mereka bangun di pagi hari dari tempat tidur.Mereka memiliki permainan…., tapi saya bermain dan menunggu kematian…”
                Kata-kata ini bukanlah kata-kata kami, melainkan jeritan gadis kecil yang mewakili anak-anak yang telah di tinggal mati orang tuanya, di palestina.Anak itu dengan tatapan mata hampa memberanikan diri untuk bicara tentang perasaannya, tentang penderitaannya, juga orang tua dan saudara-sudaranya yang telah pergi tanpa bisa kembali.
            Anak itu bicara dengan hampir tak mampu mengeluarkan air mata. Bukan karena ia tidak merasa sedih melainkan karena air matanya telah terlampau kering sekering kehidupan yang harus ia jalani. Setelah kenyataan pahit demi kenyataan pahit menghancurkan rumah, harta dan kampung halamannya. Setelah kekejaman orang-orang yang tak mengenal belas kasihan tega memisahkan dirinya dengan ayahnya, ibunya dan orang-orang yang ia cintai, menjadikan ia hidup sebatang kara.hidup di antara sisa-sisa reruntuhan bangunan, hidup dengan selalu mencoba menyisihkan rasa takut.Karena suatu saat bisa saja ia pun harus menjemput kematian, tatkala peluru harus menembus dadanya atau ketika bom memisahkan kepala  anak itu dari badannya.atau jika bukan harus mati karena itu.Dia  bisa menerima kenyataan yang mungkin akan lebih pahit baginya,ketika ia harus mati karena kelaparan.
Saudaraku,
Setiap anak adalah ibarat kertas yang masih putih. Anak-anak hanyalah manusia yang bahkan mungkin belum bisa mengenal dirinya sendiri dan mengapa dirinya hidup?. Anak-ank , seperti anak-anak palestina yang hanya bisa menatap sisa-sisa reruntuhan rumahnya hanyalah anak-anak yang belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, manusia polos belum mengerti apa-apa. Namun, pada kenyataannya mereka harus menjadi korban kebiadaban perang, merekalah yang harus menanggung beban akibat kekejaman dan keserakahan orang-orang yang paling lantang menyuarakan kebebasan hak asasi manusia namun tidak berperikemanusiaan(YAHUDI).Padahal mereka hidup di tanah airnya sendiri.
Mereka , para anak Palestina tanpa kesalahan apa-apa harus mendapatkan terror, siksaan , dan perlakuan tidak berperikemanusiaan dari tentara Israel yang menangkap dan menginterogasi mereka. Yang memprihatinkan, ketertekanan anak-anak itak hanya sekedar bentakan, caci maki dan ancaman bunuh tapi juga hingga pelecehan seksual.
Saudaraku
Mengutip dari media online,
Dua pejabat Israel tidak mampu mengklaim apapun terkait kebrutalan yang dilakukan militernya, menyerang bocah Palestina, menutup mata mereka lalu memberikan pukulan-pukulan keras kepada mereka yang baru berusia di bawah 14 tahun selama operasi militer yang dilakukan tentara Israel di wilayah West Bank .

"....karena kebosanan, karena kamu berdiri selama 10 jam lebih, tidak melakukan apapun, karena itu kami menyerang orang-orang," ujar salah seorang tentara tanpa perasaan bersalah, yang tergabung dalam Brigade Kafir dalam sebuah testimoni terkait kebrutalan yang dilakukan terhadap bocah-bocah Palestina di desa Hares.

Lebih dari 150 Muslim Palestina termasuk anak-anak yang diikat, ditutup matanya dan diculik dari sekolah mereka selama lebih dari 12 jam
Para tentara zionis tersebut menculik bocah Palestina dan memperlakukan mereka dengan kasar, menyiksa dan memukul mereka.Penyiksaan akan semakin bertambah parah ketika bocah-bocah Palestina meminta izin untuk ke toilet.Para tentara laknat tersebut akan membawa mereka ke toilet hanya untuk menambahkan pukulan-pukulan mereka tanpa alasan apapun. Ketika mereka sampai di toilet, wajah Muslim Palestina mendapat hantaman hingga terjatuh ke lantai lalu tentara laknat tersebut mengencingi wajah mereka.
"Ini karena meraka adalah keturunan Arab," lanjut tentara laknat itu.
, seorang mahasiswa dari Hares, yang pernah mengalami kejadian yang serupa ketika dia masih berada di bangku SMA. Dia di tahan oleh tentara zionis, saat penahanan, dia meminta izin untuk ke toilet.
"Mereka menjatuhkan kami ke lantai, mereka memukul kaki dan lengan kami dengan keras," ujarnya mengingat.
Sementara seluruh tentara menonton mereka dan tertawa dengan keras.
"Mereka memiliki banyak tentara cadangan di luar ruangan untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah pesta yang mereka selenggarakan untuk menyiksa penduduk Palestina, penghinaan, pukulan di tangan, kaki, kepala, tamparan di wajah dan jambakan di rambut kami," lanjutnya.
"Alasan tentara zionis Israel menyerang Muslim Palestina adalah karena kebencian mereka terhadap Islam."
Saudaraku
Kita semua pernah merasakan menjadi anak-anak. Namun, kita bisa merasakan sentuhan lembut ibu  kita,mendengarkan dongeng sebelum tidur dari ayah kita.Tatkala surya telah tenggelam dan berganti malam, kita bisa melihat keduanya dengan utuh.Tidak kurang suatu apapun.Kita bisa merasakan pelukan mereka tatkala malam yang larut mengantarkan kita untuk tidur. Hingga tatkala matahari telah tiba kembali di esok hari , kita sering kali masih tertidur nyenyak dan makanan sudah siap di atas meja.Sementara ayah kita siap berangkat mencari nafkah untuk kita, anak-anaknya, lalu Saudara-saudaraku bagaimana dengan anak-anak Palestina itu? Apakah mereka bisa merasakan apa yang bisa kita rasakan? Apakah di samping mereka masih ada ibu yang setiap saat bisa menyanyikan lagu-lagu kedamaian untuk mereka, dan bapak yang setiap saat bisa menggendong dan melindunginya ketika bahaya menimpa mereka?
Mengutip dari media online , tertulis bahwa sejak tahun 2000, militer Israel menculik dan menangkap sedikitnya 7.600 anak-anak Palestina baik anak lelaki maupun perempuan. Dari jumlah itu, 246 anak Palestina kini masih berada di penjara-penjara Israel.
Data tersebut berdasarkan hasil pencataan Awni Farawna, seorang peneliti Palestina yang mengkhususkan pada masalah-masalah tahanan Palestina. Menurut Farawna, sekitar 200 anak-anak Palestina yang diculik, rata-rata berusia 12 tahun dan mereka disekap di penjara-penjara Israel tanpa tuduhan maupun proses hukum.
Dalam media itu tertulis juga bahwa Farawna mengatakan, Israel memang menerapkan kebijakan untuk menangkapi anak-anak Palestina dengan tujuan merusak masa kanak-kanak, menutup akses pendidikan dan pertumbuhan yang sehat bagi anak-anak tersebut. Anak-anak Palestina di penjara Israel, kata Farawna, juga mendapatkan aneka tindak kekerasan serta isolasi yang bisa mempengaruhi pertumbuhan fisik dan psikis anak-anak. Tak sedikit anak-anak Palestina mengalami pelecehan seksual oleh para tentara dan interogator Israel, bahkan dari orang-orang Israel di penjara, yang ditahan karena melakukan tindakan kriminal.
Menurut Farawna, 93 persen anak-anak Palestina di penjara-penjara Israel mengalami penyiksaan fisik maupun mental. Mereka dipaksa menandatangani pengakuan yang nantinya akan digunakan di pengadilan-pengadilan Israel. Bentuk kekerasan dan penyiksaan itu antara lain, pelecehan seksual, perkosaan, memaksa anak-anak telanjang kemudian difoto dan mengancam akan disiksa lebih berat lagi jika mereka tidak mau berkolaborasi dengan Israel
Farawna mengungkapkan, banyak anak-anak Palestina yang sudah bertahun-tahun berada di penjara Israel bersama keluarga mereka. Anak-anak lainnya ditangkap tentara Israel saat mereka sedang berangkat ke sekolah. Karena dipenjara, anak-anak Palestina itu putus sekolah. Banyak anak-anak Palestina yang ditangkap lebih dari satu kali oleh tentara Israel sebelum mereka berusia 18 tahun.
Kenyataan yang amat berat telah terjadi pada mereka, sementara mereka tak berdaya karena mereka sangat rapuh dan lemah berada di antara dinding-dinding yang tinggi, tidak mati tetapi juga tidak hidup karena perlakuan orang-orang Yahudi (tentara Israel) yang tidak segan –segan menyiksa mereka dan membuat mereka setengah mati.Sementara mereka hanya bisa memimpikan keajaiban dari yang menciptakan mereka, agar menurunkan pertolongan untuk mereka , dan agar ada yang sudi membebaskan mereka dari cengkeraman penjajah Israel. Mereka tak bisa berbuat apa-apa kecuali menatap tembok-tembok di sekitar mereka dengan tatapan mata hampa. Seolah-olah kehadirannya di dunia hanya untuk di jadikan sebagai bahan siksaan yang empuk, karena mereka tak punya kekuatan untuk melawan.
Saudaaraku,
Anak-anak palestina , anak-anak yang hanya bisa bersembunyi di balik sisa reruntuhan yang telah rapuh, sendiri dalam malam-malam yang sunyi, mencoba bertahan hidup dengan segala keterbatasan dan kekurangan.Karena walau bagaimanapun juga mereka tahu bahwa sangat sakit jika darah itu mengucur keluar dari dalam tubuh, karena walau bagaimanapun juga mereka tahu bahwa hidup mereka seperti apapun itu adalah karunia dari Alloh yang di cintainya. Mereka dengan tatapan matanya yang sayu menyaksikan kenyataan hidup yang pahit, menahan kepiluan dalam dada.
Saudaraku,
Kami sangat yakin sebenarnya di dalam hati kalian hadir kepedihan yang amat dalam menyaksikan kenyataan itu, kami yakin, kalian pun bisa merasakan rasa susah yang tak terlukiskan jika seandainya hal itu terjadi pada kalian,. Karena kita hanyalah manusia biasa yang sebenarnya sangat cinta pada kedamaian . Karena kita sadar kulit kita begitu rapuh serapuh kertas, bahkan tatkala tergores  sedikit saja darah bisa mengucur keluar dari tubuh .Dan kenyataan yang jauh lebih berat dari pada hanya mengeluarkan darah karena tergores telah dialami oleh saudara kita di tempat nun jauh di sana, di Palestina.
Tempat di mana Rassululloh pernah singgah di Masjidil Aqsa dalam perjalanannya untuk menemui Allah.Tempat yang lebih dari 60 tahun menjadi tanah jajahan orang-oranag Yahudi, tempat yang sekian juta orang telah mengorbankan hidup demi orang-orang yang mereka cintai dan hingga sampai detik ini mereka masih harus berjuang.
Lalu kita…?
Kita yang hidup di negara yang tentram, di tempat yang segala makanan dan fasilitas hidup tersedia, pantaskah kita hanya diam berpangku tangan bahkan merasa seolah-olah tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. Kita, Walau bagaimanapun juga telah mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengaku sebagai seorang muslim dan saat ini saudara-saudara seiman kita berperang menghadapi kekejaman tentara Israel dan orang-orang Yahudi. Masih pantaskah kita hanya bercita-cita untuk menjadi penonton kebiadaban perang bak penggemar piala dunia…?
Saudaraku,
Berangkat dari kenyataan yang benar-benar terjadi dan sangat mengiris hati, yang di alami anak-anak tak berdosa, kami memberanikan diri untuk menyampaikan  suara hati melalui goresan pena ini, meski kami tidak tahu apakah ada yang mendengar dan memperdulikan suara kami.
Tetapi kami banar-benar bersyukur dan sangat berterimakasih jika setelah membaca tulisan ini, saudara-saudaraku tergerak hatinya unuk saling bahu-membahu, merekatkan pegangan demi mencarikan solusi bagi saudara-saudara kita di sana. Tak peduli siapakah dan bagaimanakah kita, kami yakin kita juga manusia yang memiliki hati nurani.Tidakkah jiwa kita terketuk tatkala melihat betapa darah dan air mata anak-anak menjadi taruhan hidup mereka? Tatkala anak-anak yang tak tahu apa-apa hanya bisa berdiri dengan menahan rasa takut, bersembunyi di balik reruntuhan tembok yang rapuh ketika bom demi bom menjadi lawan tubuh mereka yang masih rapuh. Dengan beban kelaparan yang tak tahu kapan harus berakhir.

Karena itulah,
Saudaraku, kami memberanikan diri untuk menyisipkan cara yang mungkin bisa di tempuh bagi kita yang jauh dari mereka, agar ada  sesuatu yang berguna dari tangan kita untuk mereka di sana.

1. bagi pelajar
            Di sekolah ada organisasi siswa intra sekolah (OSIS) atau organisasi yang lain. Melalui organisasi ini di harapkan pimpinan sudi mengaktifkan anggotanya untuk mau menyampaikan informasi terkait duka anak Palestina kepada rekan-rekannya, baik dengan mengadakan pertemuan, melalui video dan gambar, atau melalui tulisan . Setelah itu OSIS di Bantu oleh para guru atau walikelas di harapkan sudi memberikan pengertian kepada siswa. Betapa saudara-saudara kita di Palestina sedang dalam kesulitan berat dan butuh bantuan. Dengan pemberian pengertian ini, di harapkan siswa sudi menyisihkan uang sakunya, misal 1000 rupiah per siswa dalam satu  minggu guna di sumbangkan untuk anak-anak Palestina. Setelah uang di kumpulkan ke ketua kelas, ketua kelas menyerahkan ke OSIS dan wakil dari OSIS yang di tunjuk bisa menyerahkannya secara kolektif kepada lembaga yang menangani masalah itu, yang mana bisa di percaya atau bertanggung jawab menyampaikan uang tsb ke lembaga yang menangani sumbangan untuk Palestina.
            Jika dalam satu sekolah dengan jumlah 1000 siswa, maka dalam satu minggu dana yang terkumpul adalah 1.000.000 .Itu artinya sekolah tsb bisa menyumbangkan 4.000.000  setiap bulannya untuk anak-anak Palestina.Dana ini akan menjadi lebih besar lagi jika di kumpulkan bersama-sama dengan dana dari sekolah lain. Bila ada 10 sekolah yang telah rela atau bersedia menjalankan program ini, maka akan ada dana sebesar 40.000.000 untuk di sumbangkan saudara-saudara kita di Palestina setiap bulannya.
Saudaraku,
Bukankah sebagai seorang mukmin kita percaya bahwa segala sesuatu yang kita berikan demi nyawa dan keselamatan hidup orang lain, kelak akan di balas dengan balasan yang lebih besar dan kekal di akhirat nanti.
Dan satu hal yang harus kita ingat bersama-sama adalah untuk menumbangkan rezim Zionis yang tak segan –segan melakukan pembantaian missal dan kekejaman mereka yang lain tidak bisa hanya dengan demo memadati jalan raya yang justru hanya akan menjadi bahan tertawaan orang-orang Yahudi. Yang harus kita lakukan adalah bertindak dengan melakukan tindakan nyata .Tak ada yang tak bisa kita lakukan untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terjajah di tanah Palestina .”Ingatlah bahwa pengorbanan kita tidak akan sia-sia”.
Tak pedui siapapun kita dan darimana kita, tidakkah hati nurani kita tersentuh untuk melangkah memberikan sesuatu yang berharga bagi saudara-saudara , kita padahal di tempat ini, semiskin apapun kita, kita masih bisa makan setiap hari dan memberi 1000 rupiah setiap minggu, kami rasa bukanlah suatu hal yang amat berat. Lalu masih pantaskah jika kita berpikir dua kali untuk itu……….?
2.Organisasi Keagamaan Dan Ormas
Dan apa yang kami gagas ini barang kali bisa di terapkan melalui organisai-organisasi keagamaan dan masyarakat seperti GP Anshor,Fatayat, Muslimat, dll.Bahkan kami yakin saudara-saudaraku memiliki cara yang lebih jitu dan efektif dari pada gagasan kami.Banyak cara yang bisa kita tempuh , untuk membantu saudara saudara kta di sana .Jika memang  kita benar-benar memiliki simpati pada mereka . Kami percaya setiap mukmin berharap hidupnya yang sebentar ini benar-benar akan menjadi jauh lebih berharga untuk bekal yang dibawa ke hadirat Allah kelak di aqerat.
3.Meningkatkan penyampaian informasi terkait duka anak Palestina melalui kegiatan-kegiatan keagamaan maupun masyarakat , termasuk pengajian atau tahlilan rutinan yang menjadi tradisi warga NU.Menginagt kurangnya antusias media televisi dalam menyiarkan berita ini.
Saudaraku , kami benar-benar mohon maaf karena ini. Kami hanyalah manusia yang sederhana yang begitu sederhana dalam memaknai hidup .Sehingga bagi kami alangkah indahnya hidup kami dan hidup kita jika kita gunakan untuk berbagi .Apapun itu yang berguna bagi saudara kita yang lain .Kita sama sama manusia , yang bisa  merasakan rasa sakit dan akan merasa sangat sedih jika di tinggalkan oleh orang orang yang kita cintai.Kami sangat berharap melalui tulisan ini kita sama sama sudi melihat kenyataan .Kita lihat , bahwa ada sekian juta anak anak yang hanya bisa menahan air mata sembari berdiri di belakang tembok-tembok yang rapuh melihat kedua orang tuanya mati bergelimpangan di tangan penjajah.
Mereka yang hanya bisa berteriak dengan hatinya “ kapan penderitaan itu akan berakhir, dan adakah saudara-saudaranya dari tanah yang jauh yang sudi membela ketika darah mereka di tumpahkan oleh orang –orang Yahudi”.


REFERENSI
DUKA ANAK PALESTINA. by SAVE PALESTINE, www.facebook.com

“BANYAK ORANG DI LUAR SANA YANG MEMPERJUANGKAN HIDUPNYA DENGAN MEMPERTARUHKAN DARAH DAN AIR MATANYA , NAMUN TAK SEDIKIT PULA DI BELAHAN DUNIA YANG LAIN ORANG-ORANG YANG BAHKAN  KAIN BAJU DAN PIRING-PIRINGNYA BERSEPUHKAN EMAS,  YANG BAHKAN DENGAN SEGALA KEKAYAANNYA DIA MASIH BERAMBISI  UNTUK MENUMPUK HARTA SEPERTI RAKSASA YANG INGIN MEMBANGUN GUNUNG”